Thursday, January 23, 2014

BELAJAR MENULIS NOVEL (MINGGU 3): PREMIS

Premis adalah hal terpenting. Inilah alasan seorang penulis membuat novel hingga ratusan lembar. Terkadang memang ada penulis yang merasa tidak perlu tahu apa premis novelnya, makanya novelnya menjadi tidak terlalu bagus, berantakan, seperti cerita dengan alurnya pergi jalan-jalan tanpa tujuan. Lama-lama hanya kebosanan dan kata-kata yang dikumpulkan.

Oh, maaf, mungkin kalimat-kalimat di novel tersebut sungguh puitis sehingga cocok banget untuk jadi status facebook atau tweet of the day. Baiklah~

Sumber: Briean Mcl


Apa itu premis?
Bayangkan premis sebagai hal berikut:

  • cinta di dalam pernikahan
  • adakadabra yang diucapkan untuk mengeluarkan kelinci dari topi
  • dayung untuk mengendalikan perahu

Buku nonfiksi mempunyai premis, contohnya buku tentang ‘menulis itu mudah’, pasti isinya berupa bab-bab yang membuktikan menulis itu mudah. Sedangkan di novel, hal tersebut juga ada. Contohnya Perahu Kertas, premisnya adalah ‘cinta sejati akan selalu bersatu’. Jadi, itu semacam kesimpulan (conclusion) dari buku tersebut. Dan premis harus dibuktikan oleh penulis dalam tulisannya.

Sebenarnya kenapa premis penting?
Aristotle menyebut premis di dalam “The Poetics” sebagai unity of action. Karena tugasnya adalah untuk menyatukan aksi-aksi dalam novel. Mulai dari awal, pertengahan, hingga akhir. Semua konflik dan karakter yang sudah dibentuk akan ditata di dalam buku tersebut. Mereka akan saling bekerja sama, bahu membahu, jika ada premis. Semacam surat perintah kerja agar mereka selesaikan tugas dengan baik.

Bagaimana bentuk premis?
Sebuah kalimat. Membuat premis sangat mudah: buat kalimat sederhana tentang konflik utama yang terjadi pada karakter dan  apa hasil akhirnya. Contohnya: pada novel Cheer Boy, konflik utamanya adalah si tokoh utama ingin membuktikan bahwa menjadi penyemangat atlet pun bisa memberikan kepuasan, kebahagiaan, dan penghargaan seperti cabang olah raga lainnya. Jadi, premisnya adalah: “memberi semangat bisa membawa kepuasan dan kebahagiaan. “ Terbukti, pada akhir novel semua masalah tokoh utama berakhir dengan kepuasaan dan kebahagiaan karena membentuk tim pemandu sorak.

Contoh premis dari novel-novel klasik. Untuk mengetahui alur cerita masing-masing, klik pada judul.
The Godfather: “setia pada keluarga menyebabkan terlibat dalam kehidupan kriminal”
The Old Mand and The Sea: “keteguhan hati mengarahkan pada penyelamatan”
Lolita: “cinta yang sangat besar bisa menyebabkan kematian”
Madame Bovary: “cinta terlarang menyebabkan kematian”

Bagaimana premis yang bagus itu?
Novel adalah cerita tentang kehidupan. Dan banyak hal bisa diambil dari kehidupan. Namun, untuk membuat premis, tulislah yang spesifik untuk novel tersebut. Jangan buat premis terlalu umum sehingga sulit untuk dibuktikan hanya dengan satu novel.

Contoh premis yang buruk:

  • Orang asing tidak bisa dipercaya.
  • Kemiskinan itu buruk.
  • Mencintai itu lebih baik.


Contoh premis yang baik (perbaikan dari yang buruk):

  • Mempercayai orang asing akan menyebabkan kekecewaan.
  • Keserakahan yang tidak terkendali (yang menyebabkan ada kemiskinan) akan menyebabkan diasingkan masyarakat.
  • Mencintai dapat memberikan kebahagiaan.


Apa formula untuk membuat premis?
Yaitu 3C: character, conflict, dan conclusion.
Karakter yang menghadapi konflik dan membawanya pada sebuah kesimpulan akan satu hal.
Ingat, penyebab dari konflik adalah adanya burning passion si karakter yang menemui tantangan.

Apakah boleh menggunakan premis yang sudah dipakai?
Tentu, karena setiap penulis punya cara tersendiri untuk membuktikan sesuatu. Ini berbeda dengan plagiasi. Pengalaman, hasil belajar, pemikiran, bahkan ideologi penulis yang berbeda-beda membuat sebuah premis bisa diceritakan dalam berbagai cara. Buatlah karakter, latar, adegan, dsb yang berbeda dari yang sudah ditulis penulis sebelumnya. Sebagai contoh premis “cinta membawa kebahagiaan” sudah dipakai oleh banyak penulis.

Jika sudah ada premis, lalu apa?
Buktikan pernyataan tersebut dalam novel yang sedang ditulis tersebut. Premis membantu penulis menentukan apa saja yang boleh dimasukkan ke dalam novel (selektivitas). Setiap karakter, adegan, dsb harus diseleksi, hanya yang membantu penulis membuktikan premisnya. Jika ada hal yang tidak berhubungan dengan premis, maka sebaiknya dibuang saja. Makanya, buatlah premis yang spesifik.

Apakah satu novel hanya mempunyai satu premis atau bisa dua atau lebih?
Bisa lebih dari satu. Namun, hal ini akan dipelajari lagi pada minggu yang lain.


Sekali lagi, ini adalah catatan belajarku saat membaca How to Write a Good Damn Novel karya James N. Frey. Buku ini mengajarkan untuk membuat novel popular yang cenderung akan disukai banyak pembaca. Teknik ini memang bukan aturan mutlak yang tidak bisa diubah (tentu penulisan fiksi adalah seni, cara pengerjaannya berbagai macam). Namun, sebagai penulis yang selalu belajar dan memperbaiki kemampuan, hendaknya kita mengetahui teknik dasar sebelum melakukan dobrakan dengan mencoba hal baru, seperti yang pernah ku-“curhat”-kan di sini.

Aku bukan bermaksud untuk berlagak ahli apalagi mengajari. Aku suka berdiskusi mengenai teknik penulisan. Untuk mengajakku berdiskusi, kamu bisa menghubungiku melalui sosial media atau email ke before20writer@gmail.com.

Minggu depan kita akan belajar bersama mengenai CERITA.
Terima kasih, semoga bermanfaat. :)

Baca bahasan sebelumnya:  Minggu 1: Karakter - Minggu 2: Konflik.

Share:

17 comments:

  1. Tulisan yang menarik dan bermanfaat.
    Mirip dengan tulisan ini, di film mereka menyebutnya Logline. Saya mempelajarinya dari buku 'Save The Cat'.

    Mungkin berhubungan dengan tulisan ini, saya pernah menulisnya di sini:
    http://mailindra.cerbung.com/2013/12/tahun-2013-dan-hal-yang-kupelajari-dari-menulis-novel/

    Salam,

    R.Mailindra
    http://mailindra.cerbung.com

    ReplyDelete
  2. saya bakal sering-sering main ke blog ini. Mudah-mudahan tahun 2014 ini kesampaian mimpi saya buat nerbitin novel.

    ReplyDelete
  3. @Ronny Mailindra: makasih sharingnya, Mas :D

    @Eli Fitriyyah: makasih, ya, sudah berkunjung. Mari sama-sama mewujudkan impian :)

    ReplyDelete
  4. Tulisan ini penting banget buat saya. Mungkin, saya bakal tanya langsung sama mas Jason bagaimana membuat premis yang menarik.

    ReplyDelete
  5. wah, dari minggu 1-3 bermanfaat banget postingan soal belajar menulis novel ini. bikin saya betah lama2 di blog ini. makasih buat tulisannya yang bermanfaat sangat :)

    ReplyDelete
  6. Lia, sama-sama. Senang bisa berbagi tentang menulis novel.
    Kita sama-sama belajar, yah.

    :)

    ReplyDelete
  7. Yang pengin baca2 novel gratis, mampir ke sini yuk! ;)

    http://nayacorath.wordpress.com

    ReplyDelete
  8. makasih infonya bermanfaat banget buatku yang write wannabe

    ReplyDelete
  9. Mungkin rumus enaknya begini ya:

    Tokoh Utama + Tujuan + Hambatan

    :)

    ReplyDelete
  10. Sangat bermanfat
    Tambah lagi ilmu saya untuk menulis novel

    ReplyDelete
  11. info ini sangat bermanfaat bagi saya. semoga bulan kelak akan tercipta lembaran novel KETIKA AKU TAK LAGI BERSAMAMU dlm bentuk buku. terima kasih...

    ReplyDelete
  12. Tulisannya bikin aku makin gairah untuk menulis. Tks

    ReplyDelete
  13. Baguscocoju: kutunggu kabar naskahmu diterima penerbit, ya!

    Faizin: sudah berapa halaman naskahmu?

    ReplyDelete
  14. keren referensinya! thanks. semoga terbentang jalan untuk naskahku ntar.

    ReplyDelete
  15. baru nemu blog ini.. wahhh aku nggak telat buat belajar nulis kan?? thank you mau share ilmu,,,

    ReplyDelete

Thank you so much for the comment.