Thursday, January 9, 2014

BELAJAR MENULIS NOVEL (MINGGU 1): KARAKTER

Mulai minggu ini, setiap hari Kamis, aku akan rutin berbagi catatan belajarku tentang bagaimana menulis novel yang bagus. Awalnya ini adalah catatan kecilku saat membaca buku yang sedang kupelajari, How to Write A Good Damn Novel karya James N. Frey. Aku memperoleh versi ebook-nya dari internet. 

Aku menggunakan poin-poin dari buku tersebut pada tulisan ini, tetapi penjabaran dengan bahasaku sendiri. Terkadang aku akan memasukkan pengalaman pribadi, pendapat dari orang lain, dan hasil diskusiku dengan teman belajar. Kalau ingin membaca versi asli lengkap dengan contoh, bisa cari bukunya via bantuan Google. 

Sekadar informasi, buku referensi ini membahas bagaimana cara menulis novel komersial, novel yang umumnya akan disukai banyak pembaca. Ini memang bukan aturan mutlak. Sebagaimana kata beberapa penulis, atau tim Nanowrimo, bahwa tidak ada aturan baku dalam menulis, pendapat itu bisa benar juga. Namun, jika kita penulis pemula dan ingin membuat sesuatu yang akan disukai pembaca, tentu kita membutuhkan ‘aturan-aturan’ agar ada patokan di manakah posisi karya kita. Di dunia industri (ya, dunia buku adalah industri) selalu ada yang namanya standar dan kontrol kualitas.

Mari kita mulai belajar bersama~. :D

Minggu pertama adalah tentang KARAKTER.


image source: kerismith.com


Kenapa karakter menjadi hal utama yang diperlukan dalam menulis novel, kenapa bukan yang lain? 
Singkatnya jawaban pertanyaan ini adalah: karena karakter mampu menggerakkan cerita. Teman diskusiku, Noor H. Dee, bilang kalau kita sudah punya karakter kita bakalan punya cerita. 

Penulis bisa saja memulai persiapan menulis novelnya dengan cerita atau premis, tetapi dia harus menciptakan karakter yang cocok untuk cerita itu. Namun, jika dia mempunyai karakter terlebih dahulu, cerita akan muncul mengikuti si karakter tersebut. Maksudku, tugas penulis dipermudah jika dimulai dengan karakter.

Apa saja macam-macam karakter?
1. Flat, karakter ini untuk tokoh-tokoh yang muncul sepintas lalu. Seperti pelayan restoran atau supir taksi. Dia mungkin berdialog di dalam novel, dideskripsikan fisiknya, tetapi hal lain tentangnya tak perlu diketahui. Karakter ini umumnya stereotip, sesuai anggapan umum saja.
2. Round, karakter yang sepanjang novel digambarkan utuh dalam tiga dimensi: fisiologi, sosiologi, dan psikologi.
Untuk karakter-karakter utama, buatlah yang bertipe kedua.

Apa itu karakter “round”?
Round disebut juga tiga dimensional. Ciptakan tokoh yang utuh, dengan tiga hal yang perlu diketahui oleh penulis terlebih dahulu:
Fisiologi: bagaimana bentuk fisik karakter tersebut
Sosiologi: bagaimana lingkar pergaulan dan keluarga si karakter
Psikologi: bagaimana sifat si karakter, ajukan banyak pertanyaan seperti “jika terjadi hal A padanya, apa responsnya?” atau “kenapa dia melakukan hal tersebut?”

Bagaimana proses menciptakan karakter?
1. Buat biografinya mulai dari kecil hingga saat cerita berlangsung. Mulai dari hal sederhana seperti nama, tanggal lahir, tempat lahir, tempat tinggal, hingga hal-hal yang menarik untuk dielaborasi pada novel, seperti kejadian paling menakutkan di masa lalu, ada anggota keluarga yang pergi selamanya, dan lain-lain.
2. Lakukan wawancara imajiner antara penulis dengan si karakter. Lakukan seakan-akan memang ada seseorang yang belum kita kenal duduk di depan kita, dan kita ingin mencari tahu sebanyak mungkin tentang dia. Pastikan dia orang yang menarik bagi kita. Selain data hidupnya, kita juga bisa membayangkan bagaimana cara dia berkomunikasi.

Dalam buku Creative Writing karya A.S. Laksana juga ada penjelasan dan contoh untuk menciptakan karakter lewat wawancara. 

Apa saja yang harus dimiliki oleh karakter?
1. Karater utama harus memiliki “ruling passion/burning passion.” Seperti manusia nyata, mereka digerakkan dengan hasrat akan sesuatu yang membuatnya bertahan hidup. Karakter utama dalam sebuah novel haruslah seseorang dengan keinginan, kebutuhan, atau impian yang memaksanya untuk melakukan sesuatu. Cerita dengan tokoh yang menjalani kehidupan sekadar seperti air mengalir tentu akan menjadi cerita yang membosankan. 
2. Pilih keinginan yang menantang bagi karakter, tidak mudah begitu saja dicapai. Adalah tugas penulis untuk meletakkan penghalang bagi karakter dalam mencapai keinginannya tersebut. Bisa dengan menciptakan lingkungan yang tidak cocok dengan passion karakter atau seorang antagonis yang menghalangi niat karakter.
3. Karakter harus bertindak/berpikir dalam batas kapasitas kemampuannya dalam menghadapi sesuatu. Kapasitas harus masuk akal, sesuai dengan kriteria dirinya yang tiga dimensional.
Contohnya: jika ada karakter anak SMA dihadapkan dengan masalah dipelonco oleh kakak kelas, jangan buat dia sekadar diam dan tidak mencoba melawan. Tidak mungkin anak pintar bisa dibodohi seperti itu. Dia pasti punya harga diri. 
Contoh lain: karakter yang bertindak sesuai kapasitasnya tidak akan tetap berada di rumah berhantu, berkeliling penuh ketakutan selama dua jam, huft. (Sudah jelas itu tempat seram kenapa dia malah masuk?)
4. Karakter harus berusaha mencapai keinginan/kebutuhan/impiannya, dan dalam prosesnya bertindak serta berpikir sesuai dengan kriteria dirinya yang tiga dimensional tersebut. Kalau karakter tidak bergerak demi mencapai keinginannya, tentu ceritanya akan membosankan. 
Contoh: ada karakter cewek malu-malu naksir seorang cowok. Kalau sepanjang cerita dia tidak pernah berusaha agar bisa berinteraksi dengan si cowok, dia tidak perlu dituliskan ceritanya. Sebaiknya, buat karakter yang mau melakukan sesuatu demi burning passion-nya.

Silakan teman-teman mulai menciptakan karakter-karakter. Lakukan riset mendalam dalam prosesnya, karena karakter adalah hal utama yang menggerakkan cerita. Ciptakan karakter yang menarik untuk diceritakan.

Sekian dulu untuk minggu ini. Minggu depan kita akan belajar tentang KONFLIK.
Semoga bermanfaat. 
Share:

12 comments:

  1. ilustrasi karakter di atas mengingatkan pada postingan lama hasil gambar Kak Az, kenapa untuk yang ini tidak digambar sendiri saja? :)

    ReplyDelete
  2. @Om Adi: ayo dicoba mulai nulis dengan bikin karakternya, Om :D

    @asasi: yang itu >.< ilustrasinya jelek :p Lebih baik pakai yang oke, sekaligus memperkenalkan Keri Smith yang kreatif. :)

    ReplyDelete
  3. aku pikir soal 'karakter' bukan sekedar siapa, melakukan apa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.

    setelah diketahui hal2 itu, perlu dirumuskan bagaimana kedudukan dan fungsinya di dalam kisah yang akan diceritakan. ini amat berkaitan dengan tokoh2 lain dan berbagai peristiwa dimana dia masuk dan keluar. sejak awal timbulnya masalah, lalu menghadapi konflik, lalu melawan berbagai halangan, hingga menemukan jalan keluar.

    salam

    ReplyDelete
  4. salam kenal mas JA. like this post. trmkasih sdh berbagi ilmu :)

    ReplyDelete
  5. Download How to Write a good damn novel darimana ya? Thanks.

    ReplyDelete
  6. Aufa, coba aja googling sekarang, pasti dapet deh.

    ReplyDelete
  7. Ya benar menurutku mulailah dr karakter. Sy termasuk pemula yg sedang belajar dan sedang menyusun naskah. Utk membuat karakter bernilai memang tak semudah 'tadaa...inilah tokohnya' tp perlu banyak yg harus diselami melalui riset. Sy termasuk yg dibuat peras otak gara2 karakter. Baca sana sini, liat film buat, travelling, kenalan hanya utk bs mencari karakter yang 'klik'.
    Terimakasih atas ilmunya, ini penting jg buat saya. Masih perlu perbaikan dr saya. Salam kenal

    ReplyDelete
  8. terimakasih bang atas ilmunya, saya punya keinginan untuk terjun ke dunia tulis menulis dan ingin mencoba membuat novel sederhana didunia orange/wattpad. semoga, berkat ilmu abang ini bisa membantu saya.

    ReplyDelete

Thank you so much for the comment.